Lebih Dekat Kepada Allah Dengan Mengamalkan Shalat Sunnah Materi Pembelajaran PAI Kelas 8

Lebih Dekat Kepada Allah Dengan Mengamalkan Shalat Sunnah



بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ 

Assalamu'alaikum wr. wb
Pada pertemuan kali ini kita akan belajar materi shalat sunnah.

Tujuan pembelajaran: 
  1. Siswa dapat mejelaskan pengertian salat sunnah.
  2. Siswa dapat menyebutkan macam-macam salat sunnah berjama’ah.
  3. Siswa dapat menyebutkan macam-macam salat sunnah munfarid/ sendirian. 
  4. Siswa dapat menyebutkan macam-macam salat sunnah  yang boleh dikerjakan secara munfarid dan berjama’ah.
  5. Siswa dapat melakukan salat sunnah  baik secara munfarid maupun berjama’ah.
  6. Siswa dapat menyebutkan hikmah salat sunnah.

Pengertian salat sunnah

Salat yang apabila dikerjakan mendapat pahala dan keutamaan tetapi apabila dinggalkan tidak berdosa.

Salat sunnah yang dikerjakan secara berjama’ah
Secara lebih rinci śalat-śalat sunnah yang dilaksanakan secara berjama’ah sebagai berikut :
a. Śalat Idul Fitri 
b. Śalat Idul Adha
c. Śalat Kusūf (gerhana matahari)
d. Śalat Khusūf (gerhana bulan)
e. Śalat Istisqā (meminta hujan)

Salat ‘Idul Fitri dan ‘Idul Adha

Salat Sunnah 2 reka’at yang dilaksanakan sesudah terbit matahari setinggi tombak/ waktu duha sampai tergelincirnya matahari ‘Idul Fitri pada tanggal 1 Syawal sedang ‘Idul Adha pada tanggal 10 Dzulhijah.

Adapun Tata cara pelaksanaan śalat hari raya Idul Fitri sebagai berikut :
  1. Imam memimpin pelaksanaan śalat Idul Fitri diawali dengan niat yang ikhlas di dalam hati. 
  2. Pada rakaat pertama sesudah membaca do’a iftitah bertakbir sebanyak tujuh kali. 
  3. Setelah takbir tujuh kali dilanjutkan membaca surah al-Fātihāh dan membaca salah satu surah dalam al-Qur`ān. Namun, diutamakan surah Qāf atau surah al-A’lā.
  4. Pada rakaat kedua, setelah takbir berdiri kemudian membaca takbir lima kali. Setelah itu membaca surah al-Fātihāh dan surah-surah pilihan. Surah yang dibaca diutamakan surah al-Qamar atau surah al-Gāsyiyah.
  5. Śalat Idul Fitri ditutup dengan salam. Setelah itu khatib menyampaikan khutbah. 
  6. Ketika kita pulang ke rumah dengan menempuh jalan yang berbeda dengan pada saat berangkat.
  7. Di sepanjang jalan ketika berangkat kita disunnahkan membaca takbir dan ketika pulang untuk saling mengucapkan salam.

Salat Kusuf dan Khusuf

Śalat Sunnah kusūf (kusūfus syamsi) adalah śalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi gerhana matahari. waktu śalat gerhana bulan mulai terjadinya gerhana matahari sampai mataharitampak utuh kembali.

Śalat sunnah khusuf (khusūful qamari) adalah śalat sunnah yang dilaksanakan ketika terjadi peristiwa gerhana bulan. Sedangkan waktu śalat gerhana bulan mulai terjadinya gerhana bulan sampai bulan tampak utuh kembali.

Śalat gerhana ini dilaksanakan dengan berjamaah dan dipimpin oleh seorang imam. Hal yang membedakan śalat kusūf dibanding śalat pada umumnya adalah dalam śalat kusūf setiap rakaat terdapat dua kali membaca surah al-Fatihah dan dua kali rukuk. Sehingga dalam dua rakaat Śalat kusūf terdapat empat kali membaca surah al-Fatihah, empat kali rukuk, dan empat kali sujud. 

Tata cara Salat Kusuf dan Khusuf
Adapun tata cara pelaksanaan śalat gerhana secara rinci sebagai berikut :
  1. Berniat untuk śalat kusūf (śalat gerhana matahari/ bulan). Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati
  2. Setelah takbiratul ihram dan selesai membaca doa iftitah dilanjutkan membaca surah al-Fatihah dilanjutkan dengan membaca surah-surah yang panjang.
  3. Rukuk yang lama dan panjang dengan membaca tasbih sebanyakbanyaknya.
  4. Iktidal dengan mengucapkan ”Sami’allahu liman hamidah” tangan kembali bersedekap di dada.
  5. Membaca surah al-Fātihah dilanjutkan dengan membaca surah al- Qur’ān yang lain
  6. Kembali melakukan rukuk yang panjang dengan membaca tasbih yang sebanyak-banyaknya. 
  7. Iktidal dengan mengucapkan ”Sami’allahu liman hamidah”
  8. Sujud seperti biasa tetapi sujudnya agak dipanjangkan disbanding dengan śalat pada umumnya.
  9. Duduk di antara dua sujud seperti biasa.
  10. Sujud yang kedua agak dipanjangkan.
  11. Bangkit menuju rakaat yang kedua, kemudian melaksanakan rakaat yang kedua sebagaimana rakaat yang pertama dilaksanakan.
  12. Setelah selesai śalat, imam atau khatib berdiri menyampaikan khutbah dengan pesan yang intinya gerhana adalah salah satu kejadian yang menunjukkan kekuasaan Allah Swt. Meskipun merupakan sumber energi yang utama, matahari juga makhluk Allah yang memiliki kekurangan dan kelemahan.

Salat Istisqa’

Śalat sunnah istisqā adalah śalat sunnah dua rakaat yang dilaksanakan untuk memohon diturunkan hujan. Pada saat terjadi kemarau yang berkepanjangan sehingga sulit mendapatkan air, umat Islam disunnahkan melaksanakan śalat istisqā untuk mendekatkan diri kepada Allah, memohon ampun, seraya berdoa agar segera diturunkan hujan.

Adapun tata cara melaksanakan Śalat istisqā sebagai berikut:
  1. Setelah semua bersiap untuk śalat, muazin tidak perlu mengumandangkan azān dan iqāmah, cukup dengan seruan: “Assalatu jami’ah”Artinya : “Mari śalat berjamaah”
  2. Śalat sunnah dilaksanakan seperti śalat sunnah yang lainnya. Setelah membaca surah al-Fatihah dilanjutkan membaca surah-surah yang panjang.
  3. Setelah salam, khatib membaca khutbah. 

Salat sunnah yang dikerjakan secara Munfarid

Śalat sunnah munfarīd adalah Śalat yang dilaksanakan secara individu atau sendiri. Adapun śalat sunnah yang dilaksanakan secara munfarīd adalah sebagai berikut:
a. Śalat Rawātib
Rawātib berasal dari kata rat’bah, yang artinya tetap, menyertai, atau terus menerus. Dengan demikian śalat sunnah rawātib adalah śalat yang dilaksanakan menyertai atau mengiringi śalat far«u, baik sebelum maupun sesudahnya.

Ditinjau dari segi hukumnya, śalat rawatib ini terbagi menjadi dua macam, yaitu: Śalat rawātib mu`akkadah dan śalat rawātib gairu mu`akkad.

Salat Rawatib Muakkad
1) Śalat rawātib mu`akadah (śalat rawātib yang sangat dianjurkan).
Adapun yang merupakan śalat rawātib mu`akkadah yaitu:
• Dua rakaat sebelum śalat Zuhur
• Dua rakaat sesudah śalat Zuhur
• Dua rakaat sesudah śalat Magrib
• Dua rakaat sesudah śalat Isya’
• Dua rakaat sebelum śalat Subuh

Salat Rawatib Ghairu Muakkad
2) Śalat rawātib gairu mu`akkadah (śalat rawātib yang cukup dianjurkan untuk dikerjakan). Adapun yang merupakan śalat sunnah rawātib gairu mu`akkadah yaitu:
• Dua rakaat sebelum Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah)
• Dua rakaat sesudah Zuhur (selain dua rakaat yang mu`akkadah)
• Empat rakaat sebelum Asar
• Dua rakaat sebelum Magrib.

Salat Rawatib Qabliyah dan Ba’diyah
Jika ditinjau dari segi pelaksanaannya, śalat rawātib ini terbagi menjadi 2 yaitu :
1. qabliyyah (dikerjakan sebelum śalat fardhu), dan
2. ba’diyyah (dikerjakan setelah śalat fardhu).

Tata cara Salat Rawatib

Adapun tata cara melaksanakan śalat sunnah rawātib sebagai berikut:
  1. Niat menurut waktunya.
  2. Dikerjakan tidak didahului dengan azan dan iqamah.
  3. Śalat sunnah rawatib ini dilaksanakan secara munfarīd (sendirian).
  4. Bila lebih dari dua rakaat gunakan satu salam setiap dua rakaat.
  5. Membaca dengan suara yang tidak dinyaringkan seperti pada saat melaksanakan śalat Zuhur dan śalat Asar.
  6. Śalat dikerjakan dengan posisi berdiri. Jika tidak mampu boleh dengan duduk, atau jika masih tidak mampu boleh berbaring.
  7. Sebaiknya berpindah sedikit dari tempat śalat fardhu tetapi tetap menghadap kiblat
b. Salat Tahiyatul Masjid
Śalat tahiyyatul masjid adalah śalat sunnah yang dilaksanakan untuk menghormati masjid. Śalat ini disunnahkan bagi setiap muslim ketika memasuki masjid. Śalat sunnah ini merupakan rangkaian adab memasuki masjid.

Pada saat kita hendak masuk ke masjid, disunnahkan untukmendahulukan kaki kanan seraya berdoa : “ Allahummaghfirli dzunubii waftahli abwaaba rahmatik”
Artinya : “Ya Allah ampunilah dosa-dosaku, dan bukakanlah pintu rahmat-Mu untukku”.

Jika kita sudah masuk ke dalam masjid, hendaklah sebelum duduk kita mengerjakan śalat sunnah dua rakaat. 

Adapun tata caranya sebagai berikut :
1) Berniat śalat tahiyyatul masjid. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. 
2) Setelah berniat dilanjutkan dengan takbiratul ihrām, membaca doa iftitāh, surah al-Fātihah, dan seterusnya sampai salam.

c. Śalat Istikhārah
Śalat istikhārah adalah śalat dengan maksud untuk memohon petunjuk Allah Swt. dalam menentukan pilihan terbaik di antara dua pilihan atau lebih atau ragu-ragu dalam menentukan pilihannya. 

Waktu mengerjakanya kapan saja boleh sedang yang terbaik dalam melaksanakan śalat istikhārah ini adalah saat mulai pertengahan malam yang akhir, sebagaimana waktu śalat tahajjud.

Adapun tata cara melaksanakan śalat istikhārah sebagai berikut :
  1. Melaksanakan śalat istikhārah dengan diawali niat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah Pilihan
  2. Pada rakaat kedua setelah membaca surah al-Fātihah kemudian membaca surah Pilihan
  3. Setelah śalat dua rakaat, dilanjutkan dengan membaca doa istikhārah .

Salat sunnah yang dikerjakan secara Munfarid atau berjama’ah

Śalat Tarāwih
Śalat tarāwih adalah śalat sunnah yang dilaksanakan pada malam bulan Ramadan. Hukum melaksanakan śalat tarāwih adalah sunnah mu’akkadah.

Śalat tarāwih dilaksanakan setelah Śalat Isya’ sampai waktu fajar. Śalat tarāwih dapat dilaksanakan delapan, dua puluh, atau tiga puluh enam rakaat. Kita tinggal memilih jumlah rakaat mana yang mau dan mampu untuk dilaksanakan. Perbedaan jumlah bilangan rakaat ini tidak perlu dipermasalahkan. Yang terpenting adalah umat Islam dapat melaksanakan dengan khusyu.

Śalat Witir
Śalat witir adalah śalat yang dilaksanakan dengan bilangan ganjil (satu, tiga, lima, tujuh, sembilan, atau sebelas rakaat). Hukumnya melaksanakannya adalah sunnah mu’akkadah. Adapun waktu śalat witir adalah sesudah śalat Isya’ sampai menjelang fajar śalat Subuh.

Ketika hendak melaksanakan śalat witir, maka mulailah dengan niat. Niat śalat harus dilakukan dengan ikhlas di dalam hati. 

Śalat Duhā
Śalat sunnah duhā atau yang sering disebut dengan śalat awwābin duhā  adalah śalat sunnah yang dikerjakan pada waktu matahari sudah menaik sekitar satu tombak (sekitar pukul 07.00 atau matahari setinggi sekitar tujuh hasta) hingga menjelang śalat Zuhur.

Kita dapat melaksanakan śalat duhā sebanyak 2 rakaat dan paling banyak 12 rakaat. Tata cara pelaksanaannya tidaklah sulit, sama dengan cara melaksanakan śalat pada umumnya. Jika kalian hendak melaksanakan, mulailah dengan niat yang tulus di dalam hati. 

Salat Tahajjud
Śalat sunnah tahajjud adalah śalat sunnah mu’akkadah yang dilaksanakan pada sebagian waktu di malam hari. Śalat tahajjud adalah bagian dari qiyāmullail (Śalat malam. 

Tata cara melaksanakan śalat tahajjud tidak jauh berbeda dengan śalatsunnah yang lain, yaitu :
  1. Dilaksanakan pada waktu setelah śalat Isya sampai dengan fajar sidiq (menjelang waktu Subuh).
  2. Jumlah rakaatnya paling sedikit dua rakat dan paling banyak tidak dibatasi.
  3. Dilaksanakan sendirian (munfarīd) atau berjamaah.
  4. Lebih utama setiap dua rakaat salam.
Salat Tasbih
Śalat sunnah tasbih adalah śalat sunnah empat reka’at yang dilaksanakan dengan memperbanyak membaca tasbih. Śalat tasbih ini merupakan sunnah khusus dengan membaca tasbih sebanyak 300 kali di dalam śalat. 

Jika mampu melaksanakannya setiap hari, laksanakanlah dalam setiap harinya. Jika tidak mampu melaksanakannya dalam setiap harinya, laksanakan setiap hari Jum’at. Jika tidak mampu melaksanakan setiap hari Jum’at, laksanakan setiap sebulan sekali, setahun sekali, atau minimal seumur hidup sekali.

Tata Cara Salat Tasbih
  1. Pada rakaat pertama urutan śalat tasbih dan jumlah bacaan tasbihnya sebagai berikut :
  2. Setelah membaca surah al-Fatihah dan surat-surat pilihan, membaca tasbih 15 kali,
  3. Ketika ruku’ (setelah membaca do’a ruku’) membaca tasbih 10 kali.
  4. Ketika bangun dari ruku’/I’tidal (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali.
  5. Ketika sujud pertama (setelah membaca do’a sujud) membaca tasbih 10 kali.
  6. Ketika duduk di antara dua sujud (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali.
  7. Ketika sujud kedua (setelah membaca do’anya) membaca tasbih 10 kali.
  8. Ketika akan berdiri untuk rakaat yang kedua duduk dulu (duduk istirahat) membaca tasbih 10 kali,
  9. Setelah itu berdiri untuk rakaat yang kedua yang bacaannya sama dengan rakaat yang pertama. Pada rakaat kedua, setelah membaca tasyahud, baik tasyahud awal maupun akhir, membaca tasbih 10 kali.
  10. Dengan demikian apabila kita hitung jumlah bacaan tasbih tiap satu rakaat adalah 75 kali. Berarti jumlah keseluruhan bacaan tasbih dalam śalat tasbih adalah 75 x 4 rakaat = 300 kali bacaan tasbih.

Hikmah/ keutamaan  salat sunnah

Hikmah melaksanakan śalat sunnah sebagai berikut:
  1. Disediakan jalan keluar dari segala permasalahan dan persoalannya dan senantiasa akan diberikan rezeki yang cukup oleh Allah Swt.
  2. Menambah kesempurnaan śalat fardu.
  3. Melaksanakan śalat sunnah memberikan manfaat untuk menyempurnakanśalat fardu baik dari segi kekurangan dan kesalahan melaksanakan śalat fardu.
  4. Menghapuskan dosa, meningkatkan derajat keridhoan Allah Swt. Serta menumbuhkan kecintaan kepada Allah Swt.
  5. Allah Swt. akan mengaruniakan kebaikan dan keberkahan dalam rumah kita
  6. Hidup menjadi terasa nyaman dan tenteram.
  7. Bekal terbaik di dalam menempuh perjalanan ke akhirat śalat sunnah sebagai ibadah tambahan.
Tugas untuk dikerjakan di dalam buku tugas: 
  1. Jelaskan pengertian salat sunnah!
  2. Sebutkan macam-macam salat sunnah berjama’ah!
  3. Sebutkan macam-macam salat sunnah munfarid!
  4. Sebutkan macam-macam salat sunnah  yang boleh dikerjakan secara munfarid dan berjama’ah!
  5. Kerjakan salat sunnah  baik secara munfarid maupun berjama’ah!
  6. Sebutkan hikmah salat sunnah!
Demikian materi kita untuk pertemuan pada hari ini selamat belajar, tetap semangat. Wassalamu'alaikum wr. wb.