A. Pengertian Iman Kepada Nabi dan Rasul
Iman artinya meyakini dalam hati, mengikrarkan dengan lisan, dan mengerjakan dengan anggota badan sebagai amal perbuatan dalam kehidupan sehari-hari.
Iman kepada nabi dan rasul artinya meyakini bahwa Allah swt telah memilih, mengangkat dan mengutus para nabi dan rasul kepada umat manusia untuk membimbing ke jalan yang benar serta diridai Allah swt, sehingga bahagia di dunia dan di akhirat.
Beriman kepada rasul tidak dapat lepas dari beriman kepada Allah, beriman kepada malaikat, kitab-Nya, beriman kepada hari akhir, dan kepada takdir baik dan buruk. Pada hakikatnya keenam rukun iman tersebut merupakan satu kesatuan yang tidak bisa dipisahkan antara satu dengan lainnya.
Pengertian Nabi berbeda dengan rasul. Nabi diberi wahyu oleh Allah swt, hanya untuk dirinya. Sedangkan rasul diberi wahyu oleh Allah swt dan berkewajiban menyebarkan kepada manusia sebagai umatnya. Dengan demikian seorang nabi belum tentu rasul, tetapi rasul tentulah seorang nabi.
Para rasul itu tidak pernah berbuat dosa atau kesalahan, karena mereka terjaga dari dosa (maksum)
Simak pembahasan pelajaran ini pada video berikut :
B. Nama-nama Rasul
C. Rasul Ulul Azmi
Di antara 25 rasul tersebut terdapat 5 rasul yang mendapat gelar Ulul Azmi karena mempunyai kesabaran, ketabahan, dan keuletan yang luar biasa dalam berdakwah, menghadapi cobaan, serta cemoohan dari orang-orang yang tidak menyukainya. Para rasul yang dimaksud adalah :
1. Nabi Nuh as,
2. Nabi Ibrahim a
3. Nabi Musa as,
4. Nabi Isa as,
5. Nabi Muhammad SAW
D. Sifat-sifat para Rasul
Para rasul mempunyai sifat wajib dan sifat mustahil. Sifat wajib bagi rasul artinya sifat yang pasti dimiliki oleh rasul, sedangkan sifat mustahil artinya sifat yang tidak mungkin dimiliki oleh rasul. Umat Islam wajib meyakini sifat-sifat yang dimiliki oleh para rasul tersebut serta meneladaninya dalam kehidupan sehari-hari. Dua sifat rasul tersebut adalah sebagai berikut:
Sifat wajib para rasul : Siddiq (selalu benar), Amanah (selalu dapat dipercaya), Tablig (selalu menyampaikan wahyu), dan Fathanah (cerdas)
Sifat mustahil para rasul : Kizib (selalu dusta), Khianat (tidak dapat dipercaya), Kitman (menyembunyikan wahyu), dan Baladah (bodoh)
E. Tugas Nabi dan Rasul
1.Sebagai pembawa kabar gembira dan pemberi
peringatan
Kabar gembira dimaksudkan untuk memberi harapan kepada setiap orang yang mau melakukan kebaikan dan taat kepada Allah. Kegembiraan tersebut berupa kebahagiaan hidup di dunia maupun di akhirat.
Begitu pula sebaliknya, bagi yang tidak mau taat dan patuh kepada Allah akan mendapatkan peringatan yang berupa pemberian sanksi yang akan diterima, baik di dunia maupun di akhirat.
Tugas rasul tersebut diterangkan dalam Alquran sebagai berikut:
وَمَا نُرْسِلُ الْمُرْسَلِيْنَ إِلاَّ مُبَشِّرِيْنَ وَمُنْذِرِيْنَ فَمَنْ ءَامَنَ وَأَصْلَحَ فَلاَ خَوْفٌ َلَيْهِمْ ولا هُمْ يَحْزَنُوْنَ (الأنعام : ٤٨)
Artinya : “Dan tidaklah Kami mengutus para Rasul itu melainkan untuk memberi kabar gembira dan peringatan. Barang siapa yang beriman dan mengadakan kebaikan, maka tidak ada kekhawatiran mereka dan tidak pula mereka bersedih hati” (QS. Al An’am : 48)
2.Sebagai pembawa ajaran yang benar yang bersumber dari wahyu Allah SWT
Ajaran yang dibawa para rasul bersumber dari wahyu Allah. Sudah barang tentu ajaran tersebut dijamin kebenarannya. Bagi orang yang beriman wajib meyakini hal itu. Sedangkan tugas para rasul untuk membawa ajaran Allah dijelaskan dalam Al Quran sebagai berikut:
إِنَّا أَرْسَلْنَاكَ بِالْحَقِّ بَشِيرًا وَنَذِيرًا وَإِنْ مِنْ أُمَّةٍ إلاَّ خَلاَ فِيهَا نَذِيرٌ (فاطر : ٢٤)
Artinya : “Sesungguhnya Kami mengutus kamu dengan membawa kebenaran sebagai pembawa berita gembira dan sebagai pemberi peringatan. Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.” (QS. Fathir : 24)
3. Menjelaskan tentang cara mengabdi kepada Allah dengan cara yang benar.
Pengabdian kepada Allah merupakan kewajiban utama setiap orang. Ketentuan bagaimana cara mengabdi kepada Allah adalah menjadi tugas para rasul untuk menjelaskannya. Penjelasan yang diberikan para Nabi dan rasul bersumber dari wahyu Allah SWT
4. Sebagai penyempurna akhlak mulia
Nabi bersabda : إِنَّمَا بُعِثْتُ ِلأُتَمِّمَ مَكَارِمَ اْلأَخْلاَقِ
Artinya : “Sesunggunya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak yang mulia” (HR. Bukhari dan Abu Dawud).
5. Mendorong manusia agar senantiasa bekerja keras
Nabi bersabda :
اِعْمَلْ لِدُنْيَاكَ كَأَنَّكَ تَعِيْشُ اَبَدًا وَاعْمَلْ ِلأخِرَتِكَ كَأَنَّكَ تَمُوْتُ غَدًا (رواه البيهقي)
Artinya :”Bekerjalah untuk duniamu seakan-akan kamu akan hidup selamanya dan bekerjalah untuk akheratmu seakan-akan kamu akan mati besok” (HR. Baihaqi)
F. Fungsi Iman Kepada Rasul
1. Dapat meneladani kehidupannya.
2. Mendapatkan pelajaran keimanan dan cara beribadah kepada Allah Swt. yang benar.
3. Mendapat petunjuk tentang keadilan.
4. Mendapat petunjuk untuk mencapai kesejahteraan hidup dunia dan akhirat.
G. Penugasan
Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1. Jelaskan pengertian iman kepada rasul Allah Swt.!
2. Tulislah dalil naqli tentang iman kepada rasul-rasul Allah Swt.!
4. Jelaskan sifat-sifat wajib rasul Allah Swt.!
5. Sebutkan rasul-rasul ulul azmi!
6. Jelaskan hikmah iman kepada rasul Allah Swt.!