Sistem Reproduksi Manusia
Kompetensi Dasar
3.1. Menghubungkan sistem reproduksi
pada manusia dan gangguan pada sistem reproduksi dengan penerapan pola hidup
yang menunjang kesehatan reproduksi.
4.1. Menyajikan hasil penelusuran informasi
dari berbagai sumber terkait kesehatan dan upaya pencegahan gangguan pada organ
reproduksi.
Uraian Materi
A. Pembelahan Sel
Kita wajib bersyukur kepada Tuhan Yang Maha Esa karena diberi
kesempatan untuk lahir di dunia dan dapat melihat keindahan berbagai
ciptaan-Nya. Pada awalnya, manusia berasal dari satu sel, selanjutnya sel
tersebut mengalami pembelahan secara terus menerus, sehingga pada saat dewasa
manusia memiliki sekitar 200 triliun sel. Sel-sel tersebut mengalami perubahan
bentuk dan fungsi. Sel-sel yang memiliki bentuk dan fungsi yang sama akan
bergabung menjadi suatu kesatuan untuk membentuk suatu jaringan.
Pembelahan sel sangat penting
bagi kelangsungan hidup semua makhluk hidup. Ada 3 alasan mengapa sel mengalami
pembelahan, yaitu untuk pertumbuhan, perbaikan, dan reproduksi. Berikut ini
akan dijelaskan masing-masing alasan pentingnya sel mengalami pembelahan.
Alasan pertama sel mengalami pembelahan adalah untuk pertumbuhan. Mahluk hidup
dapat tumbuh karena sel-selnya bertambah banyak. Semakin banyak sel dalam suatu
makhluk hidup maka semakin besar ukuran mahkluk hidup itu.
Alasan selanjutnya adalah untuk perbaikan. Perbaikan jaringan
yang rusak pada tubuh tersebut adalah hasil dari proses pembelahan sel. Alasan
terakhir sel mengalami pembelahan adalah untuk reproduksi. Reproduksi atau
perkembangbiakan adalah ciri lain dari makhluk hidup.
Pada
proses reproduksi seksual, diperlukan sel kelamin untuk membentuk individu baru
(anakan).Proses pembentukan sel kelamin ini dilakukan dengan cara pembelahan
sel. Menurut teori sel, semua sel hidup berasal dari sel yang sudah ada
sebelumnya (omnis cellula e cellula). Teori ini dinyatakan oleh Rudolf
Virchow pada tahun 1855. Pembentukan sel-sel baru atau anakan dari sel yang
sudah ada sebelumnya dapat terjadi melalui proses pembelahan sel.
- Pembelahan Mitosis dan Meiosis
Pembelahan sel dibedakan menjadi
pembelahan mitosis dan meiosis. Pembelahan mitosis terjadi pada sel-sel tubuh
(sel somatik) makhluk hidup. Pada pembelahan ini, dihasilkan sel anak yang
mempunyai kromosom yang jumlahnya sama dengan kromosom sel induk. Pembelahan
secara meiosis hanya terjadi pada organ kelamin. Pembelahan ini berfungsi untuk
menghasilkan sel gamet (sel telur dan sel sperma). Melalui pembelahan ini akan
dihasilkan sel anak yang mempunyai kromosom setengah dari kromosom sel induk.
a. Pembelahan Mitosis
Pembelahan
mitosis merupakan tipe pembelahan sel yang menghasilkan 2
sel anakan. Sel anakan tersebut mempunyai karakter identik secara genetik
dengan sel induk.
Artinya, kedua sel
anakan yang terbentuk mempunyai susunan genetika yang sama, termasukn sama
dalam jumlah kromosom dengan induknya. Jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel
anakan adalah 2n atau disebut dengan diploid.
Sel diploid adalah
sel-sel yang kromosomnya berpasangan (2n). Pembelahan mitosis merupakan proses
yang berkesinambungan yang terdiri atas empat fase pembelahan, yaitu profase,
metafase, anafase, dan telofase.
Setiap fase pembelahan
tersebut memiliki ciri-ciri yang berbeda. Pada tahap akhir dari pembelahan
mitosis, yaitu fase telofase, umumnya selalu diikuti dengan pembelahan
sitoplasma yang disebut dengan sitokinesis.
Pada saat sitokinesis,
terbentuk cincin pembelahan yang berfungsi membagi sitoplasma sehingga
terbentuk dua sel anakan.
Fase-fase Pembelahan Mitosis |
b. Pembelahan Meiosis
Pembelahan meiosis adalah pembelahan
sel yang menghasilkan 4 sel anakan yang masing-masing sel anakan hanya memiliki
separuh dari jumlah kromosom sel induk. Dengan demikian, dapat dikatakan bahwa
jumlah kromosom yang dimiliki oleh sel anakan adalah n atau disebut
dengan haploid. Pembelahan meiosis disebut juga sebagai pembelahan reduksi.
Pembelahan meiosis berlangsung dalam dua tingkat, yaitu meiosis I
dan meiosis II. Meskipun demikian, fase-fase pembelahan meiosis mirip dengan
fasefase pembelahan mitosis.
Gambar
berikut menunjukkan terjadinya fase-fase pembelahan meiosis pada
tingkat meiosis I dan meiosis II.
Fase -fase Pembelahan Meiosis
B. Struktur dan Fungsi Sistem Reproduksi Manusia
1. Organ Reproduksi
Laki-laki dan Spermatogenesis
Alat reproduksi laki-laki terdiri dari alat kelamin bagian luar dan alat kelamin bagian dalam. Perhatikan gambar di bawah. Alat kelamin bagian luar terdiri dari penis dan skrotum. Sedangkan alat kelamin bagian dalam terdiri dari testis, epididimis, vas deferens, prostat, vesika seminalis, dan kelenjar bulbouretral
Alat Reproduksi Pria |
1.
Testis
Testis disebut juga
dengan buah zakar. Testis merupakan organ kecil dengan diameter sekitar 5 cm
pada orang dewasa. Testis membutuhkan suhu lebih rendah dari suhu badan (36,7
oC) agar dapat berfungsi secara optimal. Oleh karena itu, testis terletak di luar
tubuh di dalam suatu kantong yang disebut skrotum. Ukuran dan posisi testis
sebelah kanan dan kiri berbeda. Testis berfungsi sebagai tempat pembentukan
sperma (spermatogenesis). Spermatogenesis pada manusia berlangsung selama 2 – 3
minggu. Bentuk sperma sangat kecil dan hanya dapat dilihat dengan menggunakan
mikroskop. Sperma berbentuk seperti kecebong, dapat bergerak sendiri dengan
ekornya.
Testis juga memiliki
tanggung jawab lain, yaitu membuat hormon testosteron. Hormon ini merupakan
hormon yang sangat bertanggung jawab atas perubahan anak laki-laki menjadi
dewasa. Membuat suara laki-laki menjadi besar dan berat, dan berbagai perubahan
lain yang memperlihatkan bahwa seorang anak telah beranjak dewasa.
2.
Skrotum
Skrotum adalah kantong
kulit yang melindungi testis dan berfungsi sebagai
tempat bergantungnya testis. Skrotum berwarna gelap dan berlipat-lipat. Skrotum
mengandung otot polos yang mengatur jarak testis ke dinding perut. Dalam
menjalankan fungsinya, skrotum dapat mengubah ukurannya. Jika suhu udara
dingin, maka skrotum akan mengerut dan menyebabkan testis lebih dekat dengan
tubuh dan dengan demikian lebih hangat. Sebaliknya pada cuaca panas, maka
skrotum akan membesar dan kendur. Akibatnya luas
permukaan skrotum meningkat dan panas dapat dikeluarkan.
3.
Vas deferens
Vas deferens adalah
sebuah tabung yang dibentuk dari otot. Vas deferens membentang dari epididimis
ke uretra. Vas deferens berfungsi sebagai tempat penyimpanan sperma sebelum
dikeluarkan melalui penis. Saluran ini bermuara dari epididimis. Saluran vas
deferens menghubungkan testis dengan kantong sperma. Kantong sperma ini
berfungsi untuk menampung sperma yang dihasilkan oleh testis.
4.
Epididimis
Epididimis adalah
saluran-saluran yang lebih kecil dari vas deferens. Alat ini
mempunyai bentuk berkelok-kelok dan membentuk bangunan seperti topi. Epididimis
berfungsi sebagai tempat pematangan sperma.
5.
Vesikula seminalis
Alat ini berfungsi
sebagai penampung spermatozoa dari testis.
6.
Kelenjar prostat
Kelenjar prostat
sebagai penghasil cairan basa untuk melindungi sperma dari gangguan luar.
7.
Uretra
Uretra merupakan
saluran sperma dan urine. Uretra berfungsi membawa sperma dan urine ke luar
tubuh.
8.
Penis
Penis dibagi menjadi
dua bagian, yaitu batang dan kepala penis. Pada bagian kepala terdapat kulit
yang menutupinya, disebut preputium. Kulit ini diambil secara operatif saat
melakukan sunat. Penis tidak mengandung tulang dan tidak terbentuk dari otot.
Ukuran dan bentuk penis bervariasi, tetapi jika penis ereksi ukurannya hampir
sama. Kemampuan ereksi sangat berperan dalam fungsi reproduksi. Pada bagian
dalam penis terdapat saluran yang berfungsi mengeluarkan urine. Saluran ini
untuk mengalirkan sperma keluar. Jadi, fungsi penis sebagai alat sanggama,
saluran pengeluaran sperma, dan urine.
Sperma |
Pada usia remaja
(sekitar usia 12 – 13 tahun), umumnya organ kelamin laki-laki telah mampu
menghasilkan sel sperma. Biasanya ditandai dengan mimpi dan keluarnya sel sperma
(mimpi basah). Sel sperma manusia memiliki panjang ±60 μm. Dalam satu tetes
semen (air mani) terdapat kurang lebih 200 – 500 juta sperma. Sel sperma dapat
bergerak aktif karena mempunyai flagela (ekor).
Proses Spermatogenesis
Proses pembentukan dan
pemasakan sperma disebut spermatogenis. Pada pembahasan sebelumnya dikatakan
bahwa sperma dihasilkan oleh testis. Spermatogenis terjadi di tubulus
seminiferus testis. Dalam tubulus tersebut terdapat sel sperma, yang disebut
spermatogonium. Spermatogonium kemudian membelah secara mitosis menghasilkan
spermatogonium yang haploid (Lihat gambar di bawah).
Spermatogenesis |
Spermatogonium ini
kemudian membesar membentuk spermatosit primer. Spermatosit primer seterusnya
akan membelah secara meiosis I untuk menghasilkan dua spermatosit sekunder yang
haploid. Kemudian setiap spermatosit sekunder akan membelah secara meiosis II
untuk menghasilkan dua spermatid yang hapolid. Sel-sel spermatid akan
berdiferensiasi menjadi spermatozoa atau sperma.
Baik, demikian untuk materi pada pertemuan I kelas 9 semester gasal ini. Selanjutnya anak - anak dapat menyimak penjelasan secara utuh pada video pembelajaran dibawah ini.
Jangan lupa pada akhir video terdapat soal latihan yang harus kalian kerjakan sebagai feedback dan sekaligus laporan kegiatan belajar anak - anak dirumah. Selamat belajar dan tetap jaga kesehatan !
- Sebutkan fase - fase pembelahan mitosis dan meiosis !
- Sebutkan bagian - bagian organ reproduksi pria pada gambar dibawah ini !